Tuesday, September 2, 2008

Tales of Forbidden WISH

Sehampar mata memandang, yang terlihat hanya tanah hijau, hijau ketentraman, yang seringkali menggambarkan kebesaran dan kemakmuran suatu Negara. Dengan bau hutan yang khas, segar, dan menyejukkan. Serta suara air mengalir dan angin yang sedang bercanda dengan burung – burung. Sayang, warna itu dikotori oleh warna merah, merah menyala, yang keluar dari tubuh manusia yang tertebas pedang. Sayang, bau itu dicemari oleh bau amis mayat – mayat dan asap peperangan yang mencekik. Sayang, suara – suara itu dikalahkan oleh sumpah serapah jendral, bunyi palu pande besi yang menempa, serta raungan keluarga para prajurit. Barangkali itulah yang menggambarkan keadaan benua Adharia, yang sering orang bilang dikutuk dewa dengan perang yang tiada akhir.

Seperti yang terjadi pada Agnissia, sebuah kerajaan yang dipimpin keluarga Agnass. Pada tahun 8002, aliansi Ricardiss dan Altagard menyatakan perang pada Agnissia tanpa alasan yang jelas. Banyak ahli sejarah mengatakan kalau penyebab perang itu adalah sepasang pedang kembar, yang dimiliki masing – masing oleh keluarga Agnissia dan deretan raja altagard. Agnissia menjawab tantangan itu dengan api menyala, setiap ibu disana merelakan anaknya untuk berjuang gagah di medan perang. Prajurit dengan semangat yang tak pernah habis, yang membuang masa lalu yang penuh kenangan. Pantang untuk mundur, walau itu satu lawan seribu. Semua demi negaranya, demi nyala api suci, Agnissia.

Sayang, api tak cukup besar untuk melawan sang takdir. Pelan tapi pasti, jengkal demi jengkal tanah terebut. Satu demi satu para pahlawan mati. Pedang demi pedang patah mempertahanan. Akhirnya pada tahun 8025, musuh berhasil mencapai pintu istana Api, Esteene, ibukota Agnissia. tapi sang raja, Syrius Agnass takkan membiarkan pengorbanan rakyat dan prajuritnya sia - sia. Dengan kekuatan tersisa, sang api Agnissia menyala untuk terakhir kalinya, menyelimuti istana suci dengan api merah abadi, mengurung raja Altagard dan pasukannya di sana, membakar, dengan api yang sangat panas…

Seakan dewa memalingkan muka, bau hangus mayat raja yang terbakar memancing gagak – gagak Ricardiss untuk memporak – porandakan sarang serigala Altagard. Aliansipun pecah, kemarin kawan sekarang lawan. Pedang kembali diacungkan, makam kembali digali. Semua demi sepasang pedang, pedang – pedang pengukir takdir……

WISHMASTER


No comments: